Judul
Buku : Bilik-bilik Cinta Muhammad
Penulis : Dr Nizar Abazahah
Penerbit :
Zaman
Jumlah
Halaman : 331 Halaman
Terbit
: Cetakan pertama 2014
ISBN
: 978-602-1687-22-2
-------------------------------------------------------
Rasulullah SAW adalah tempat
setiap muslim belajar bagaimana mewujudkan “rumahku surgaku di dunia”.
Bagaimana beliau berperilaku terhadap istri, anak dan keluarganya adalah
tauladan terbaik yang patut diadikan standar etika.
Rumah
tangga bahagia bukanlah rumah yang bebas dari masalah, melainkan rumah yang
berisi anggota keluarga yang mampu menyelesaikannya dengan indah. Bukan dengan
kemewahan harta, melainkan dengan keluhuran akhlak, keagungan cinta dan
kedalaman iman.
Sebuah buku yang diterjemahkan oleh bapak
Asy’ari Khatib ini versi aslinya berjudul
Fi Bayt Al-Rasul karya Dr
Nizam Abazhah. Didalamnya memaparkan kisah-kisah Rasulullah SAW berinteraksi
dengan keluarga beliau di beberapa rumah (bilik) yang pernah beliau tinggali.
Dimulai
saat Nabi Muhammad berada di rumah pamannya Abu Thalib. Dalam usia yang masih
amat dini, ia telah menunjukkan kepedulian yang luar biasa kepada keluarga pamannya.
Nabi Muhammad berharap dapat meringankan beban sang paman dengan cara bekerja
mengembala domba-domba orang Quraisy dengan upah beberapa dinar.
Dilanjutkan dalam rumah Sayyidah Khadijah. Di
sela-sela hidup beliau bersama sang istri yang merupakan saudagar kaya dan
terpandang, Nabi Muhammad bukanlah seorang yang hanya berpangku tangan. Beliau
menyibukkan diri dengan usaha perdagangan. Bersama seorang mitra bernama Syi’ab
ibn Abi Saib, beliau berkeliling dari habasyah, Duba, Syihar dan pasar-pasar
lain di Mekkah, tak ada praktek saling sikut diantara keduanya. Satu sama lain
saling percaya dan setia, sehingga kelmbali ke rumah dengan membawa rizki yang
baik dan halal.
Ketika
memlilih tempat menginap saat hijrah ke kota Madinah. Beliau pun menunjukkan akhlak
yang mulia. Beliau tidak menginginkan rumah yang kaya dan berlimpah harta, atau
rumah yang miskin sehingga menjadi beban. Beliau mencari rumah bersahaja yang
di dalamnya dipenuhi cinta dan ridha. Sehingga tepat sekali ketika unta beliau
(dengan ilham dari Allah SWT) melilih rumah Abu Ayyub Al-anshori.
Di
rumah istri-istri beliau yang lain pun Rasulullah menunjukkan keluhuran akhlak
beliau. Ketika para sejarawan lebih sering memotret sisi politik kehidupan
beliau, buku ini menghimpun informasi khusus mengenai kehidupan keluarga dan
rumah tangga Nabi SAW. Bagaimana beliau berinteraksi dengan semua istri beliau
yang memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda?. Bagaimana beliau
menghadapi sikap-sikap spontan mereka? Bagaimana sikap beliau terhadap sanak
kerabat, pembantu, tamu dan tetangga?.
Bila
dituntut untuk keras atau marah, Nabi pun keras dan marah. Namun kekerasannya
tidak disertai tongkat, kemarahannya tidak diikuti pecut. Tak ada pukulan,
kata-kata kasar dan melukai perasaan. Dan tak lama setelah itu beliau kembali
menjadi lembut dan lunak. Sebagaimana saat menghadapi kemanjaan Sayyidah
Aisyah, dan sifat keras Sayyidah Hafsah
dan juga berbagai sifat alamiah istri-istri beliau yang lain.
Pernah
suatu hari, Aisyah dan Hafsah membanggakan dirinya karena merasa lebih mulia
nasabnya disisi Rasulullah, sehingga menyinggung perasaan Safiyyah, salah satu
istri Nabi keturunan yahudi. Safiyyah bersedih dan mengadukan hal itu kepada
Rasulullah SAW. Beliau menenangkan Safiyyah dan menghiburnya, bahkan mencandainya
dengan bersabda : “Kenapa tak kau jawab, ‘Bagaimana mungkin kalian lebih mulia
daripada aku. Sementara suamiku Muhammad, Ayahku Harun dan pamanku Musa?’”.
Bagaimana kelembutan Nabi kepada
istri-istrinya? Sungguh tak terlukiskan kata-kata. Tak henti-hentinya beliau
mencandai mereka, memperlakukan mereka dengan lembut dan mencintai dengan
tulus. Semua itu menjadikan istr-istri Nabi berebut perhatian dan kasih sayang
beliau. Bahkan ketika ditawarkan pilihan antara kehidupan sederhana namun
gtetap menjadi istri beliau dan kehidupan mewah namun diceraikan, semua
istri-istri Nabi dengan tegas memilih tetap bersama Rasulullah SAW. Sehingga
tak terbantahkan bahwa beliau adalah manusia dengan akhlak terbaik terhadap
semua penghuni rumah yang pernah beliau tinggali.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari bersilaturrahmi dengan meninggalkan jejak dalam komen ini. ^^